Lagi ga ada mood buat "Usil-Usil" nich. Jadi baring-baring sambil baca buku atau coret-coret juga boleh. Ehm.....gimana klo mewarnai. Bagi yang punya anak atau adik yang masih kecil bisa diajak turut serta.
Kadang klo lagi ga mood buat painting, saya juga suka mewarnai, Hasilnya bisa dibuat kartu, pembatas buku, dikasi frame trus dipajang dirumah, dijadikan sampul buku dan banyak lagi. Nie sharing beberapa hasil mewarnai kala boring.
Ini namanya burung Cedar Waxwing, Burung ini dapat ditemui hampir disemua lokasi hutan, hutan konifer, padang rumput ataupun di daerah sekitar sungai. Makanannya jenis Berry (strawberry, blueberries, mulberries, raspberries dll). Burung ini banyak ditemui di North America. Cerita lengkap tentang burung cedar ini bisa diliat di link di atas.
Gambar versi coloring page-nya saya dapat di whisperingwindwildlife. Ada beberapa coloring page yang lain juga.
Klo ini namanya Hummingbird alias Colibri (pasti pada tau kan). Burung ini sukanya menghisap madu bunga, paruhnya yang panjang dan lancip memudahkannya untuk menghisap nektar. Warna-warna burung ini pun bervariasi, cantik-cantik. Cerita lengkap tentang Colibri bisa disimak di colibri.se.
Gambar versi coloring page-nya bisa didapatkan di rubythroat.org. Banyak lagi coloring page tentang burung yang bisa didapatkan. Selain senang hasilnya bagus, pikiran segar karena liat warna-warna cerah,
juga nambah pengetahuan.
Asyikkan....... bisa berkreasi juga dengan warna-warna menarik. Atau diwarnai pakai spidol yang glitter juga bagus kayanya. Gambar-gambar yang saya buat diatas saya warnai pakai GIMP (bisa di-undo klo warnanya jelek). Yang versi spidol juga ada nanti kapan-kapan bisa dipajang.
Selamat mencoba
Painting for Certificate Design
Sudah menjadi suatu keharusan apabila kita mengikuti pelatihan, seminar, kursus, atau kegiataan lain, kita akan mendapatkan sertifikat, Nah biasanya sertifikatnya kaya gini :
Iya, Lukisan dijadikan design dan penghias sertifikat untuk Nobel Prize certificate. Lukisannya bagus-bagus lohhhh seperti ini.
Photo : cstmweb |
Photo by ipcc.ch |
J.C. Kurnia |
Ini sertifikat dari beliau waktu workshop yang lalu. disamping itu adalah lukisan beliau. Karena beliau dan istrinya memang hobby melukis jadi dipajanglah lukisan-lukisan itu. Ada lagi yang ini,
mas Agus |
Bagi kamu yang akan membuat sertifikat, bisa dijadikan inspirasi agar lebih menarik dan berkesan.
Sebongkah Keju & Sehelai Handuk
Wednesday, April 13, 2011 |
Labels:
Inspiring Story
Suatu hari datang seorang gadis kepada Rasulullah, sebelah tangannya dimasukkan kedalam saku dengan raut wajah menahan kesakitan yang teramat sangat. Rasulullah menegurnya " Wahai anakku, mengapa wajahmu seperti menanggung kesakitan dan mengapa kamu menyembunyikan tanganmu ?"
"Ya Rasulullah, sesungguhnya tadi malam aku telah bermimpi dan mimpi itulah yang membuatku menahan sakit seperti ini "
"Jika tak keberatan, ceritakanlah mimpimu anakku ".
" Sesungguhnya aku seorang yatim piatu ya Rasulullah, tadi malam aku bermimpi menemui ibuku di dalam neraka, keadaannya sangat kehausan dan menyedihkan, bahkan keringatnya tak dapat keluar karena kering sekejap mata " gadis itu berhenti sejenak menahan tangis.
"Lalu kulihat ditangan kirinya ada sebongkah keju dan ditangan kanannya sehelai handuk, dengan kedua benda inilah ibuku mengibas-kibaskan untuk menghalau panasnya api neraka. Lalu akupun bertanya, " Wahai Ibu, mengapa keadaanmu seperti ini, padahal engkau seorang hamba yang taat ajaran islam dan patuh pada suami ?"
Ibuku menjawab, bahwa selama didunia ia teramat kikir dan bakhil, hanya kedua benda ditangannya tulah yang pernah ia sedekahkan. Sedang harta yang lainnya hanyalah untuk bermegah-megah dan bersenang-senang.
Lalu aku mencari-cari ayahku, Ternyata ayahku berada di syurga dengan jamuan yang lezat dan minuman yang menyegarkan dari telaga nabi.
Ayahku memang terkenal sebagai seorang yang pemurah dan gemar bersedekah, Aku pun bertanya " Wahai ayah, tidakkah ayah ingin membantu ibu yang sedang kehausan dan kepanasan, padahal selama di dunia ibu sangat menaati ayah ".
Ayahku menjawab bahwa ia dan seluruh penghuni syurga dilarang untuk membantu, karena itu adalah balasan atas kebakhilan mereka didunia.
Karena merasa kasihan pada ibuku, aku pun menciduk air dari syurga dengan tapak tangan kananku, dan membawanya ke neraka. belum sempat ibuku minum, tanganku telah pun disambar api neraka ya Rasulullah.
Aku pun terbangun dari mimpi, dan mendapati tangan kananku melepuh seperti tersambar api dengan sakit yang luar biasa. karena itulah aku menemuimu ya Rasulullah. cerita si gadis dengan berlinangan air mata.
Rasulullah meletakkan tongkatnya di tangan si gadis lalu berdoa memohon petunjuk Allah, jika mimpi itu benar sembuhkanlah tangan si gadis agar menjadi iktibar dan contoh bagi umat manusia.
Dengan izin Allah, tangan si gadis pun sembuh. Rasulullah berkata " Wahai anakku, pulanglah banyaklah bersedekah dan berzikir, dan pahalanya untuk ibumu, mudah-mudahan dosa-dosa di ampuni".
sumber : komuniti kampung Chat
Mudah-mudahan cerita tersebut menyadarkan kita perlunya bersedekah, dan membawa kita menjadi lebih dermawan. Amin.....
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. |
Kisah 2 Biksu
Wednesday, April 13, 2011 |
Labels:
Inspiring Story
photo : religionfacts |
Dikisahkan dua orang biksu sedang mengembara. Tibalah mereka dipinggir sungai yang berarus deras dan berlumpur. Disaat hendak menyeberang, terlihat seorang gadis dengan kimono yang sangat indah hendak menyeberang. Si gadis meminta tolong untuk menyeberangkannya karena khawatir bajunga akan kotor.
Biksu yang lebih tua langsung menggendong si gadis dibahunya dan menyeberang sungai lalu menurunkannya. Biksu muda sangat marah dan geram melihat tindakan biksu tua. Namun ia masih menahan diri dan tidak berbicara sedikit pun. Mereka meneruskan perjalanannya.
Biksu tua merasa ada sesuatu yang aneh pada biksu muda karena ia terus diam dan tampak kecewa. "apa yang membuatmu terlihat sangat kecewa ?" tanya biksu tua. "Sebagai biksu kita dilarang mendekati wanita, tapi kau malah menggendongnya di pundakmu " sahut biksu muda.
"aku telah meletakkan gadis itu beberapa waktu yang lalu di tepi sungai, tapi mengapa kau masih terus membawanya ???"
Pelajaran yang dipetik :
beban pikiran seringkali berlarut-larut dan terus berkecamuk meski permasalahan telah lama usai. (seperti biksu muda ).
Biksu tua menolong orang yang memerlukan dan tidak bermaksud atau membawa hal itu dalam perjalanan mereka. sehingga pikiran dan jiwanya pun bebas.
Cintaku sampai Tua
Sore itu sama seperti hari-hari biasa. Hanya sedikit berbeda dengan bawaan ditangan, penuh barang-barang belanjaan. Turun dari bis, saya dan suami menunggu simbol hijau gambar orang berjalan dengan bunyinya yang khas, artinya melintaslah dengan berhati-hati.
Tiba di ujung seberang, tampak sepasang suami-istri yang sudah tua berjalan tertatih-tatih menunggu untuk menyebrang. meski tanda hijau masih beberapa detik lagi mereka menunggu waktu menyebrang selanjutnya, tak mungkin mereka akan sempat menyebrang dengan jalan yang tertatih-tatih.
Hati saya langsung terenyuh dan terharu, "Kasihan ya Pa ", "Jangan dikasihani Sayang, justru kita berbangga dengan mereka, di usia senja tetap saling bersama dan menopang " kata suamiku. Saya merenung sejenak, lalu teringat lagu Sheila on 7,
Saat aku lanjut usia
Saat ragaku terasa tua
Tetaplah kau s’lalu di sini
Menemani aku bernyanyi
Saat rambutku mulai rontok
Yakinlah ku tetap setia
Memijit pundakmu hingga kau tertidur pulas
Genggam tanganku saat tubuhku terasa linu
Kupeluk erat tubuhmu saat dingin menyerangmu
Kita lawan bersama, dingin dan panas dunia
Saat kaki t’lah lemah kita saling menopang
Hingga nanti di suatu pagi salah satu dari kita mati
Sampai jumpa di kehidupan yang lain
Ahhh betapa saya harus belajar dari mereka, meski keduanya sudah renta, tetap saling menopang agar bisa berjalan. Tetap percaya pada satu sama lain. Saling berbangga dengan pasangan meski wajahnya sudah kisut dan keriput, tetap bercanda meski pandengaran berkurang, tak lupa senyum walau gigi tlah tiada. Sungguh cinta yang tak kenal usia.
Saya melangkah pulang dengan segudang renungan di pikiran dengan tangan yang melingkar erat di tangan suamiku.
Subscribe to:
Posts (Atom)